PACITAN,-Bakal calon bupati dan wakil bupati Pacitan, Ronny Wahyono-Wahyu Saptonohadi, Rabu (11/9/24) mengajak media berkumpul di posko pemenangan Ronny-Wahyu, Omah Tamperan untuk berdiskusi serta mengucapkan terima kasih kepada awaj media, lantaran telah memberikan sumbangsih kepada dirinya saat melakukan pendaftaran di KPU beberapa waktu lalu.
“Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran teman-teman pers dimana telah membatu kami saat pendaftaran ke KPU. Saya berharap sebagai jurnalis untuk memberikan berita yang berimbang,” katanya kepada wartawan.
Lebih lanjut, mengenai dirinya untuk maju ini sudah siap dan bertekad bulat. Bahkan, meski hanya diusung beberapa partai antara lain PKS, Nasdem dan PPP serta partai non parlemen, dirinya tidak sedikitpun memiliki rasa takut dalam bertarung melawan incumbent.
Dirinya yakin bahwa meskipun sama-sama dari Partai Demokrat bersama Indrata Nur Bayuaji dalam bertarung menuju AE 1 ini, Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak akan memihak ke salah satu calon. “Saya yakin Bapak SBY memberikan kebebasan kepada kami dalam bersaing. Pak SBY merupakan panutan orang Pacitan. Tentunya Pak SBY juga senang karena dari dua calon juga dari Demokrat,” lanjutnya.
Selain mengucapkan terima kasih, Ronny Wahyono dan Wahyu Saptonohadi juga berharap antara pemerintah dan media saling bersinergi dalam membangun Pacitan yang lebih baik agar ke depannya ekonomi masyarakat Pacitan semakin meningkat.
Sementara itu, bakal calon wakil bupati, Wahyu Saptonohadi memberikan gambaran mengenai kondisi Pacitan yang saat ini kaya akan Sumber Daya Alam seperti kayu rakyat. Dirinya merasa prihatin dengan adanya kayu glondongan yang hanya dikirim ke luar daerah sehingga harganya tidak bisa lebih tinggi. ”Kita kaya akan sumber daya alam. Seharusnya untuk kayu ini tidak di kirim ke luar daerah dalam keadaan gelondongan, namun bisa setengah jadi sehingga harganya akan lebih mahal jika dibandingkan dengan dikirim gelondongan,” katanya.
Wahyu Saptonohadi juga memberikan contoh bagaimana masyarakat Pacitan dapat menghidupi kebutuhan sehari-hari dengan hasil sendiri seperti halnya dengan siswa Akmil yang ada di Magelang, dimana untuk makan sehari-hari dihasilkan dari dalam sendiri.
“Siswa Akmil untuk makan sehari-hari kita sediakan dari bahan kita sendiri, dimana di sana kita siapkan ternak sapi potong dan sapi perah, sehingga dari hasil daging dan susunya setiap hari kita hasilkan dari ternak kita sendiri. Begitu juga dengan temped an tahu kita buat sendiri, sehingga dari ampasnya tahu kita juga bisa untuk pakan ternak. Jadi semua saling berkaitan,” terangnya.
Dengan contoh-contoh tersebut, Wahyu Saptonohadi berharap Pacitan ke depan dapat seperti itu sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan ekonomi sehingga Pacitan dapat bersaing dengan daerah lainnya dan tidak menjadi Kabupaten termiskin.(*)